PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN
INDONESIA
1. Pengertian Perdagangan
Internasional
Tidak ada satu negara pun yang mampu memenuhi kebutuhan
penduduknya sendiri. Banyak barang-barang yang kita gunakan sehari-hari berasal
dari luar negeri, diantaranya : Komputer, mobil, sepeda motor, TV, kapas bahan
pakaian kita, dll.
Bagaimana jika barang-barang dari luar negeri tersebut tidak
ada ? Kita terpaksa menggantikan barang tersebut dengan barang-barang buatan
dalam negeri.
Namun sayangnya kita tidak bisa membuat barang tersebut
semuanya, karena kita tidak menguasai teknologi dan mungkin tidak memiliki
bahan mentahnya.
Berarti kita harus kerja sama dengan bangsa-bangsa lain
untuk saling tukar menukar hasil produksi.
Perdagangan Internasional adalah tukar menukar barang antar
negara dengan perantaraan uang dengan kota lain. Perdagangan Internasional
adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara.
Ekspor
: menjual / mengirim barang keluar negeri
Impor
: membeli / mendatangkan barang dari luar negeri.
Sebelum
membahas teori perdagangan internasional, terlebih dahulu perlu kamu ketahui
manfaat mempelajari teori perdagangan internasional. Manfaat mempelajari teori
perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut.
1.
Membantu menjelaskan arah dan komposisi perdagangan antarnegara, serta efeknya
terhadap struktur perekonomian suatu negara.
2.
Dapat menunjukkan adanya keuntungan yang timbul dari adanya perdagangan
internasional (gains from trade).
3.
Dapat mengatasi permasalahan neraca pembayaran yang defisit.
2.Teori
Teori Perdagangan Internasional
Adapun teori-teori perdagangan internasional dapat
diuraikan sebagai berikut :
2.1.Pandangan Kaum Merkantilisme
Merkantilisme
merupakan suatu kelompok yang mencerminkan cita-cita dan ideologi kapitalisme
komersial, serta pandangan tentang politik kemakmuran suatu negara yang
ditujukan untuk memperkuat posisi dan kemakmuran negara melebihi kemakmuran
perseorangan. Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme
berkembang pesat sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi
nasional dan pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus
melebihi jumlah impor.
Dalam
sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide
pokok, yaitu:
a.
pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat dan
pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan kekuatan
negara tersebut;
b.
setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas
impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang
aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini dikarenakan
tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Dengan
demikian dalam perdagangan internasional atau perdagangan luar negeri, titik
berat politik merkantilisme ditujukan untuk memperbesar ekspor di atas impor,
serta kelebihan ekspor dapat dibayar dengan logam mulia. Kebijakan merkantilis
lainnya adalah kebijakan dalam usaha untuk monopoli perdagangan dan yang
terkait lainnya, dalam usahanya untuk memperoleh daerah-daerah jajahan guna
memasarkan hasil industri. Pelopor Teori Merkantilisme antara lain Sir Josiah
Child, Thomas Mun, Jean Bodin, Von Hornich dan Jean Baptiste Colbert.
2.2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) oleh Adam Smith
Dalam
teori keunggulan mutlak, Adam Smith mengemukakan ide-ide sebagai berikut.
a.
Adanya Division of Labour (Pembagian Kerja Internasional)
dalam
Menghasilkan Sejenis Barang Dengan adanya pembagian kerja, suatu negara dapat
memproduksi barang dengan biaya yang lebih murah dibanding negara lain,
sehingga dalam mengadakan perdagangan negara tersebut memperoleh
keunggulanmutlak.
b.
Spesialisasi Internasional dan Efisiensi Produksi
Dengan
spesialisasi, suatu negara akan mengkhususkan pada produksi barang yang
memiliki keuntungan. Suatu Negara akan mengimpor barang-barang yang bila
diproduksi sendiri (dalam negeri) tidak efisien atau kurang menguntungkan,
sehingga keunggulan mutlak diperoleh bila suatu Negara mengadakan spesialisasi
dalam memproduksi barang.
Keuntungan
mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang produksi. Suatu negara akan
mengekspor barang tertentu karena dapat menghasilkan barang tersebut dengan
biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain. Dengan kata lain,
negara tersebut memiliki keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi,
keuntungan mutlak terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika
dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain.
Berdasarkan
tabel di atas dapat diketahui, bahwa Indonesia lebih unggul untuk memproduksi rempah-rempah
dan Jepang lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Indonesia
sebaiknya berspesialisasi untuk produk rempah-rempah dan negara Jepang
berspesialisasi untuk produk elektronik. Dengan demikian, seandainya kedua
negara tersebut mengadakan perdagangan atau ekspor dan impor, maka keduanya
akan memperoleh keuntungan.
Besarnya
keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a.
Untuk negara Indonesia, Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD) 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 1 unit elektronik, sedangkan Jepang 1 kg rempah-rempah akan
mendapatkan 4 unit elektronik. Dengan demikian, jika Indonesia menukarkan
rempah-rempahnya dengan elektronik Jepang akan memperoleh keuntungan sebesar 3
unit elektronik, yang diperoleh dari (4 elektronik – 1 elektronik).
b.
Untuk negara Jepang Dasar Tukar Dalam Negerinya (DTD) 1 unit elektronik akan
mendapatkan 0,25 rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik akan
mendapatkan 1 kg rempah-rempah. Dengan demikian, jika negara Jepang mengadakan
perdagangan atau menukarkan elektroniknya dengan Indonesia akan memperoleh
keuntungan sebesar 0,75 kg rempah-rempah, yang diperoleh dari ( 1 kg
rempahrempah – 0,25 elektronik).
2.3. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
oleh David Ricardo
David
Ricardo menyampaikan bahwa teori keunggulan mutlak yang dikemukakan oleh Adam
Smith memiliki kelemahan, di antaranya sebagai berikut.
a.
Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai
gambaran awal, di satu pihak suatu negara memiliki faktor produksi tenaga kerja
dan alam yang lebih menguntungkan dibanding dengan negara lain, sehingga negara
tersebut lebih unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada
negara lain. Sebaliknya, di lain pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi
barang. Dari uraian di atas dapat disimpilkan, bahwa jika kondisi suatu negara
lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut tidak dapat
mengadakan hubungan pertukaran atau perdagangan.
b.
Apakah negara tersebut juga dapat mengadakan perdagangan internasional?
Pada
konsep keunggulan komparatif (perbedaan biaya yang dapat dibandingkan) yang
digunakan sebagai dasar dalam perdagangan internasional adalah banyaknya tenaga
kerja yang digunakan untuk memproduksi suatu barang. Jadi, motif melakukan
perdagangan bukan sekadar mutlak lebih produktif (lebih menguntungkan) dalam
menghasilkan sejenis barang, tetapi menurut David Ricardo sekalipun suatu
negara itu tertinggal dalam segala rupa, ia tetap dapat ikut serta dalam
perdagangan internasional, asalkan Negara tersebut menghasilkan barang dengan
biaya yang lebih murah (tenaga kerja) dibanding dengan lainnya.
Jadi,
keuntungan komparatif terjadi bila suatu negara lebih unggul terhadap kedua macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika
diban-dingkan dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, bahwa negara Jepang unggul terhadap kedua jenis produk, baik elektronik maupun rempah-rempah, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi elektronik. Sebaliknya, negara Indonesia lemah terhadap kedua jenis produk, baik rempah-rempah maupun elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi rempah-rempah.
Jadi, sebaiknya negara Jepang berspesialisasi pada produk elektronik dan negara Indonesia berspesialisasi pada produk rempah-rempah. Seandainya kedua negara tersebut mengadakan perdagangan, maka keduanya akan mendapatkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dapat dihitung sebagai berikut.
a. Di Jepang 1 unit elektronik = 0,625 kg rempah-rempah, sedangkan di Indonesia 1 unit elektronik = 1 kg rempahrempah. Jika negara Jepang menukarkan elektronik dengan rempah-rempah di Indonesia, maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,375, yang diperoleh dari (1 rempahrempah–0,625rempah-rempah).
b. Di Indonesia 1 kg rempah-rempah = 1 unit elektronik, sedang di Jepang 1 kg rempah-rempah = 1,6 unit elektronik. Jika negara Indonesia menukarkan rempah-rempahnya dengan elektronik, maka Jepang akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik – 1 elektronik).
Teori yang dikemukakan oleh Kaum Klasik dalam teori perdagangan internasional, berdasarkan atas asumsi berikut ini.
a.
Memperdagangkan
dua barang dan yang berdagang dua negara.
b.
Tidak
ada perubahan teknologi.
c.
Teori
nilai atas dasar tenaga kerja
d.
Ongkos
produksi dianggap konstan.
e.
Ongkos
transportasi diabaikan (= nol).
f.
Kebebasan
bergerak faktor produksi di dalam negeri, tetapi tidak dapat berpindah melalui
batas negara.
g.
Persaingan
sempurna di pasar barang maupun pasar factor produksi.
Distribusi pendapatan tidak berubah.
Distribusi pendapatan tidak berubah.
h.
Perdagangan
dilaksanakan atas dasar barter
2.4. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori yang dikemukakan oleh J.S. Mill sebenarnya melanjutkan Teori Keunggulan Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara dua barang oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri (DTD). Maksud Teori Timbal Balik adalah menyeimbangkan antara permintaan dengan penawarannya, karena baik permintaan dan penawaran menentukan besarnya barang yang diekspor dan barang yang diimpor.
Jadi, menurut J.S. Mill selama terdapat perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara kedua negara, maka manfaat dari perdagangan selalu dapat dilaksanakan di kedua negara tersebut. Dan suatu negara akan memperoleh manfaat apabila jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk membuat seluruh barangbarang ekspornya lebih kecil daripada jumlah jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
3. Sebab-sebab Timbulnya Perdagangan
Internasional
Perdagangan Internasional di sebabkan adanya perbedaan
masing-masing negara antara lain :
a. Perbedaan jumlah penduduk
dalam perbandingan luas tanah
b. Perbedaan kekayaan alam yang
dimiliki
c. Perbedaan tingkat
kecerdasan dan peradapan bangsanya
d. Perbidaan iklim dan keadaan alam
e. Perbedaan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dikuasai
f. Perbedaan politik,
sosial, dan budaya
4. Devisa (Alat Pembayaran Antar
Negara)
Devisa adalah semua alat pembayaran yang diterima di dunia
Internasional sebagai alat pembayaran sumber devisa berasal dari :
a. Ekspor barang dan jasa
b. Pinjaman / kredit dari luar
negeri
c. Bantuan dan hadiah dari
luar negeri
d. Pariwisata
e. Kiriman dari orang
Indonesia yang bekerja di luar negeri
Fungsi
Devisa
a. Membayar impor barang dan
jasa
b. Membiayai keduat dan konsulat di
luar negeri
c. Membiayai perjalanan dinas
dan kunjungan pejabat luar negeri
d. Membiayai pengiriman misi
kesenian dan kontingen olah raga keluar negeri
e. Membayar asuransi utang
luar negeri
5. Cara Pembayaran Antar Negara
a. Kompensasi pribadi
Sekarang jarang digunakan karena sulitnya importir yang
utang piutangnya bernilai / jumlahnya sama.
b. Menggunakan surat wesel dagang
c. Menggunakan pembayaran
tunai
Artinya
: Pembayaran yang dilakukan bersama-sama dengan surat
pesanan / menunggu diterimanya kabar bahwa barang telah dihapalkan oleh
importir.
d. Menggunakan L/C (Letter of
Credit)
Adalah
salah satu cara pembayaran suatu wesel dalam jumlah yang ditentukan dokumen
kredit ini dikeluarkannya oleh Bank devisa atas permintaan importir yang
ditujukan kepada ekspor di luar negeri melalui koresponden Bank.
6. Jual Beli Valuta Asing
Kegiatan jual beli barang di dalam negeri tidak menimbulkan
masalah alat tukar karena menggunakan mata uang yang sama. Tetapi kegiatan
ekspor dan impor alat tukar atau mata uang yang digunakan antara negara yang
satu dengan yang lain berbeda, maka uang asing atau alat pembayaran luar negeri
sering disebut valuta asing.
Padahal mata uang yang satu berbeda dengan mata uang yang
lain dan cenderung berubah-ubah setiap saat. Dalam jual beli valuta asing ada 2
yaitu :
- Kurs beli
adalah kurs yang digunakan dan Bank / Pengusaha penukaran uang bila beli mata
uang asing (valuta asing).
- Kurs jual
adalah kurs yang digunakan oleh Bank / Pengusaha penukaran uang bila mereka
menjual valuta asing.
Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 1999, Bank Indonesia di
beri kewenangan menetapkan sistem nilai yang berlaku.
7. Dampak Perdagangan Internasional
Terhadap Perekonomian Indonesia
Dalam era modern ini orang sering mengatakan bahwa dunia itu
menjadi tanpa batas. Sesuatu yang terjadi di negara lain dapat kita ketahui dan
dapat dengan cepat mempengaruhi masyarakat di negara kita, maka sering disebut
era globalisasi.
a. Dampak positif ekspor
- Memperluas
lapangan kerja
- Meningkatkan
cadangan devisa
- Memperluas
pasar karena dapat memasarkan hasil produksi ke seluruh dunia
b. Dampak negatif ekspor
- Menimbulkan
kelangkaan barang di dalam negara
- Menyebabkan
eksploitas besar-besaran sumber daya alam.
Misalnya
: Ekspor barang tambang telah menyebabkan semakin tipisnya cadangan bahan tambang
dan menimbulkan kerusakan alam / lingkungan.
c. Dampak positif impor
- Meningkatkan
kesejahteraan konsumen karena masyarakat Indonesia dapat menggunakan
barang-barang yang tidak dapat di dalam negeri.
- Meningkatkan
industri dalam negeri terutama yang bahan bakunya berasal dari luar negeri.
- Ahli
teknologi agar tidak ketinggalan dengan negara maju.
d. Dampak negatif impor
- Menciptakan
pesaing bagi industri dalam negeri
- Mencitapkan
pengangguran artinya kita telah kehilangan kesempatan untuk membuka lapangan
kerja.
- Konsumenrisme
artinya konsumen berlebihan terutama untuk barang-barang mewah.
Contoh
: Pakaian mewah, mobil mewah, alat-alat rumah tangga mewah.
8.
Manfaat dan Hambatan Perdagangan Internasional
a. Manfaat
Pada dasarnya manfaat perdagangan internasional hampir sama
dengan dampak positif ekspor dan impor. Manfaat perdagangan internasional
adalah :
1. Kebutuhan setiap negara
terpenuhi
2. Menambah devisa negara
3. dapat diadakan spesialisasi
produksi
4. Mendorong peningkatan
jumlah produksi
5. Mempererat hubungan
persahabatan antar negara
6. Mendorong kemajuan (IPTEK)
7. Memperluas pasar / jaringan
konsumen
b. Hambatan perdangan internasional
1. Perbedaan mata uang
2. Kebijakan impor suatu
negara-negara proteksi
3. Quota impor
4. Perang dan resesi
5. Adanya tarif yang
dibebankan pada / atas melintas daerah pabean
6. Produsen ekspor masih
berbelit-belit sehingga memerlukan waktu lama
9. Neraca perdagangan
Neraca perdagangan adalah daftar yang berisi perbandingan
antara besarnya nilai ekspor dengan nilai impor suatu negara dalam jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun.
1. Neraca perdagangan disebut
aktif apabila jumlah nilai ekspor suatu negara lebih besar dari pada impornya
terjadi sisa lebih (+) atau surplus.
2. Neraca perdagangan pasif
apabila jumlah ekspor suatu negara lebih kecil dari pada nilai impor terjadinya
sisa kurang (-) defisit.
Neraca pembayaran adalah daftar yang memberikan gambaran
ringkasan dari semua transaksi ekonomi internasional yang dilakukan oleh
masyarakat dan pemerintah suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu
tahun.
Semua transaksi ekonomi internasional akan dicatat karena
mengakibatkan penerimaan devisa dan pengeluaran devisa.
1. Neraca pembayaran surplus
jika penerimaan devisa lebih besar dari pada pengeluaran devisa.
2. Neraca pembayaran defisit
jika penerimaan devisa lebih kecil dari pada pengeluaran devisa.
10.
Kebijakan Perdagangan Internasional
Berbagai macam kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan
suatu negara untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan perdagangan internasional
antara lain proteksi, perdagangan bebas, dan politik dumping.
a. Proteksi
Proteksi adalah kebijakan perdagangan internasional yang
bertujuan untuk melindungi produksi dalam negeri. Bentuk-bentuk proteksi yang
dapat dijalankan suatu negara antara lain :
1. Larangan Impor
Melarang impor produk tertentu yang juga di produksi di
dalam negeri, terutama untuk barang-barang yang dimiliki daya asing yang lemah.
2. Tarif Impor
Mengenakan tarif impor yang tinggi terhadap barang-barang
tertentu untuk mengurangi masuknya barang-barang tersebut.
3. Quota
Membatasi masuknya jumlah barang tertentu ke dalam negeri
4. Subsidi
Memberi subsidi kepada produsen untuk meningkatkan
produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
5. Premi
Memberikan premi kepada produsen yang mampu mencapai jumlah
produksi tertentu dengan kualitas yang baik sehingga memiliki daya saing.
b. Perdagangan Bebas
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan dalam
perdagangan internasional untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam
perdagangan internasional. Penentuan dan pentapan harga di serahkan bebas, itu
hanya berlaku bagi negara anggota yang tergabung dalam kelompok perdagangan
bebas tersebut.
c. Politik Dumping
Politik dumping adalah kebijakan perdagangan internasional
yang menjual hasil produksi lebih murah di luar negeri dibandingkan di dalam
negeri. Tujuan politik dumping adalah untuk meningkatkan daya saing untuk
memperluas pasar.
Contoh
:
1. Mobil Jepang di Singapura
di jual dengan harga 1 juta yen, sementara di Jepang dijual dengan harga 1,4
juta yen.
2. Mie instan di Malaysia di
jual Rp 500,- sedangkan di dalam negeri di jual Rp 750.-
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa kesimpulan uraian dalam pembahasan makalah
yang sederhana ini penulis dapat memberikan suatu kesimpulan sebagaimana yang
tercantum di bawah ini :
1. Perdagangan internasional
adalah kegiatan ekspor dan impor antar negara
2. Devisa adalah semua alat
pembayaran yang diterima di luar internasional sebagai alat pembayaran.
3. Kegiatan jual beli barang
di dalam negeri tidak menimbulkan masalah alat tukar karena menggunakan mata
uang yang sama.
4. Kita harus bekerja sama
dengan bangsa-bangsa lain untuk saling tukar menukar hasil produksi.
5. Semakin berkembangnya
perekonomian suatu negara semakin banyak pula kebutuhan masyarakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bamsiswayo, Bambang. 1996.
IPS Ekonomi Kelas I. Malang : IKIP Malang
2. Kindarto, Hartatik. 2004.
IPS Ekonomi Kelas IX. Mojokerto : CV Sinar Mulya Pustaka
3. Suradjiman, Toweula,
Cristian. 1997. Ekonomi 2. Jakarta : Depdikbud.